Information Literacy Skill, Life Long Learning, Critical Thinking
Penulis: Wahyu Febrianto
Information Literacy Skill merupakan suatu ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang dan dari semua kelompok usia, jika ingin bertahan di era global ini. Berikan argumentasi yang tepat dan jelaskan maksud pernyataan tersebut.
Pertumbuhan informasi di era globalisasi informasi, tanpa disadari, setiap kalangan usia dihadapkan beragam informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk yang bisa diakses dengan mudah dan cepat sehingga silih berganti masuk ke dalam memori kita. Maka diperlukan kemampuan literasi informasi untuk menentukan kebutuhan atau memilih dan mengolah informasi menjadi pengetahuan baru yang relevan dengan kebutuhannya.
Istilah literasi informasi adalah seperangkat kemampuan seseorang tidak hanya memperoleh informasi yang dibutuhkan, tetapi memiliki kewajiban untuk mengenali kebutuhan informasi, menelusur, mengetahui bagaimana cara mendapatkan, mengevaluasi, mengorganisasikan, dan menggunakan informasi untuk memudahkan seseorang untuk belajar secara mandiri di mana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi. Bundy dalam Hasugian (2009) mengungkapkan bahwa literasi informasi terkait dengan beberapa keterampilan, antara lain mencari, menganalisis dan memanfaatkan suatu informasi. Hal itu adalah bagian dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.
Kemampuan literasi informasi harus dimiliki oleh setiap kalangan usia untuk memudahkan dalam melakukan berbagai sesuatu yang erat kaitannya dengan kegiatan memperoleh, mengindentifikasi, menentukan, dan mengorganisasi untuk mengefektifkan informasi guna membuat suatu keputusan dalam kontek belajar. Sementara itu, terdapat tiga manfaat lain dari literasi informasi yang dikemukakan oleh Adam dalam (Johan, 2012). Pertama, literasi informasi menunjang pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah. Ini berarti seseorang harus didukung informasi yang cukup dan relevan agar mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat. Kedua, memiliki kemampuan literasi informasi dapat meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar secara mandiri. Ketiga, seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila mampu memiliki keterampilan dalam menentukan informasi mana yang benar dan mana yang salah dan akan muncul pengetahuan baru.
Referensi
Hasugian, J. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Johan, Riche Cynthia. Analisis Kebutuhan Pelatihan Untuk Memenuhi Kompetensi Literasi Informasi Pengelola Perpustakaan Sekolah. EduLib. 2(2), 223-248 DOI:10.17509/edulib.v2i2.10048.g6240
Adanya pembelajaran secara terus menerus sepanjang hayat tentu memberikan dampak baik terhadap kemampuan literasi informasi untuk menunjang kehidupan manusia. Selain itu, menjadi generasi berpikir kritis dan mengkomunikasikan suatu informasi yang diperoleh. Maka literasi informasi harus didukung dengan General Life Skill mencakup 1) kecakapan mengenal diri (personal skill), berarti kecakapan kesadaran diri untuk menginternalisasi informasi menjadi nilai-nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku keseharian (Asmani, 2009); 2) kecakapan berpikir rasional (thinking skill), artinya kemampuan kecakapan menggunakan pikiran/rasio secara sempurna dalam menggali dan mengolah informasi maupun ide baru yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang sedang dihadapi secara arif dan kreatif (Asmani, 2009); 3) kecakapan sosial (social skill), berarti kecakapan interaksi dalam belajar dengan orang lain maupun kelompok masyarakat yang perlu ditekankan pada pernyataan ungkapan-ungkapan penyampaian isi/konten pesan dan membangun relasi pertemanan guna menumbuhkan hubungan harmonis (Suparno, 2001).
Referensi
Hasugian, J. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Johan, Riche Cynthia. Analisis Kebutuhan Pelatihan Untuk Memenuhi Kompetensi Literasi Informasi Pengelola Perpustakaan Sekolah. EduLib. 2(2), 223-248 DOI:10.17509/edulib.v2i2.10048.g6240
Beri penjelasan terkait pembelajaran seumur hidup "life long learning”
Belajar adalah suatu kegiatan manusia yang berlangsung secara terus-menerus dalam berbagai bentuk untuk kelangsungan hidupnya. Dalam buku “Menjadi Manusia Pembelajar” yang ditulis oleh Andrias Harefa (2000), proses pembelajaran menjadi dirinya yang sebenarnya adalah mampu menerima tanggung jawab untuk menjadi pembelajar mandiri; termasuk belajar membangun dan mengembangkan fondasi bagi pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupannya.Adanya pembelajaran secara terus menerus sepanjang hayat tentu memberikan dampak baik terhadap kemampuan literasi informasi untuk menunjang kehidupan manusia. Selain itu, menjadi generasi berpikir kritis dan mengkomunikasikan suatu informasi yang diperoleh. Maka literasi informasi harus didukung dengan General Life Skill mencakup 1) kecakapan mengenal diri (personal skill), berarti kecakapan kesadaran diri untuk menginternalisasi informasi menjadi nilai-nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku keseharian (Asmani, 2009); 2) kecakapan berpikir rasional (thinking skill), artinya kemampuan kecakapan menggunakan pikiran/rasio secara sempurna dalam menggali dan mengolah informasi maupun ide baru yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang sedang dihadapi secara arif dan kreatif (Asmani, 2009); 3) kecakapan sosial (social skill), berarti kecakapan interaksi dalam belajar dengan orang lain maupun kelompok masyarakat yang perlu ditekankan pada pernyataan ungkapan-ungkapan penyampaian isi/konten pesan dan membangun relasi pertemanan guna menumbuhkan hubungan harmonis (Suparno, 2001).
Referensi
Harefa, Andrias. (2000). Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas.
Asmani, Jamal Ma’mur. (2009). Sekolah Life Skills, Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press.
Suparno, Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Ketrampilan berpikir kritis merupakan kemampuan individu untuk merespon dan melibatkan kemampuan mengevaluasi secara kritis terhadap sumber informasi yang diketahui dan apakah dapat dipercaya ataukah tidak akan kebenaran dari sebuah informasi tersebut dengan menggunakan bukti-bukti yang mendukung. Hidayah, dkk (2017) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis dan produktif yang mudah diterapkan dalam menentukan pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan baik. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah menjawab persoalan secara logis dan sistematis daripada menarik kesimpulan definitif (terlalu dini). Sebagai contoh, saat kita membaca novel, menonton film, mengikuti perbincangan atau diskusi, hindari kebiasaan untuk menarik kesimpulan terlebih dahulu. Selain itu, ketika memutuskan terapi untuk pasien, dokter perlu berpikir kritis apakah keputusan untuk memilih terapi sudah tepat, apakah dapat didukung oleh sumber bukti ilmiah yang kuat dan membenarkan bahwa terapi itu memang efektif untuk memecahkan masalah atau dapat memperkecil risiko yang dihadapi pasien.
Referensi
Hidayah, Ratna, dkk. (2017). Critical Thingking Skill: Konsep dan Indikator Penilaian. Jurnal Taman Cendekia. 1(2).
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) baik yang dibangun secara swadaya masyarakat, pribadi, maupun yang sengaja dibangun oleh Perpustakaan Kota/ Kabupaten. Sebagai calon calon ahli dalam pengelolaan informasi, program apakah yang bisa anda usulkan? dan Mengapa anda memilih program tersebut?
Untuk menanggapi hal ini, penulis mengusulkan program parent engagement. Program ini ditujukan supaya orang tua terlibat dalam menumbuhkan lingkungan pembiasaan mengembangkan imajimasi, mengekpresikan kesan, dan mengkomunikasi cerita dengan menggunakan ilustrasi buku anak dalam pembelajaran. Sebab ilustrasi dapat mengembangkan imajinasi pembaca secara detil atau mengembangkan cerita yang baru sehingga mendorong anak untuk mudah merespon, memahami, dan mengingat konsep, ide dan gagasan yang ingin disampaikan melalui sebuah gambar.
tag: Ilmu perpustakaan, Life Long Learning, Literasi Informasi, Taman Bacaan Masyarakat,
Asmani, Jamal Ma’mur. (2009). Sekolah Life Skills, Lulus Siap Kerja. Yogyakarta: Diva Press.
Suparno, Suhaenah. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Apa yang dimaksud dengan “critical thinking”?
Ketrampilan berpikir kritis merupakan kemampuan individu untuk merespon dan melibatkan kemampuan mengevaluasi secara kritis terhadap sumber informasi yang diketahui dan apakah dapat dipercaya ataukah tidak akan kebenaran dari sebuah informasi tersebut dengan menggunakan bukti-bukti yang mendukung. Hidayah, dkk (2017) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis dan produktif yang mudah diterapkan dalam menentukan pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan baik. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah menjawab persoalan secara logis dan sistematis daripada menarik kesimpulan definitif (terlalu dini). Sebagai contoh, saat kita membaca novel, menonton film, mengikuti perbincangan atau diskusi, hindari kebiasaan untuk menarik kesimpulan terlebih dahulu. Selain itu, ketika memutuskan terapi untuk pasien, dokter perlu berpikir kritis apakah keputusan untuk memilih terapi sudah tepat, apakah dapat didukung oleh sumber bukti ilmiah yang kuat dan membenarkan bahwa terapi itu memang efektif untuk memecahkan masalah atau dapat memperkecil risiko yang dihadapi pasien.
Referensi
Hidayah, Ratna, dkk. (2017). Critical Thingking Skill: Konsep dan Indikator Penilaian. Jurnal Taman Cendekia. 1(2).
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) baik yang dibangun secara swadaya masyarakat, pribadi, maupun yang sengaja dibangun oleh Perpustakaan Kota/ Kabupaten. Sebagai calon calon ahli dalam pengelolaan informasi, program apakah yang bisa anda usulkan? dan Mengapa anda memilih program tersebut?
Untuk menanggapi hal ini, penulis mengusulkan program parent engagement. Program ini ditujukan supaya orang tua terlibat dalam menumbuhkan lingkungan pembiasaan mengembangkan imajimasi, mengekpresikan kesan, dan mengkomunikasi cerita dengan menggunakan ilustrasi buku anak dalam pembelajaran. Sebab ilustrasi dapat mengembangkan imajinasi pembaca secara detil atau mengembangkan cerita yang baru sehingga mendorong anak untuk mudah merespon, memahami, dan mengingat konsep, ide dan gagasan yang ingin disampaikan melalui sebuah gambar.
tag: Ilmu perpustakaan, Life Long Learning, Literasi Informasi, Taman Bacaan Masyarakat,